Minggu, 30 Juni 2013

Cara Membuat Drop Down Laman

http://acep-computer-science.blogspot.com/2013/01/cara-gampang-buat-menu-drop-down.html#sthash.sjUmzfi2.dpuf

Kamis, 27 Juni 2013

Siapakah Andalanmu?




Tetapi carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu (Lukas 12:31)

X
iao Zheng ingin sekali memiliki iPad2, komputer tablet canggih, tetapi tidak punya uang. Suatu ketika, remaja China ini membaca iklan online yang menawarkan uang 29 juta rupiah bagi orang yang mau mendonorkan ginjalnya. Tanpa pikir panjang, Xiao Zheng menjual ginjalnya. Setelah dioperasi di rumah sakit, uang yang diperoleh ia habiskan untuk membeli iPad2, notebook, dan iPhone. Demi memiliki gadget dengan usia pakai hanya 5 tahun, ia korbankan organ tubuh yang diperlukan untuk hidup puluhan tahun!  

Inilah jebakan materialisme. Ketika materi dianggap sebagai hal yang terpenting, orang diperhamba olehnya. Apa pun dan siapa pun bisa dikorbankan demi mendapatkannya.
Tamak akan harta bisa mendorong kita melakukan apa yang salah. Atau, pergi ke tempat yang tidak seharusnya. Materialisme menawan dan memperhamba. Jangan biarkan ia bersarang dalam hati dan pikiran Anda! Materialisme memberi Anda pemahaman keliru bahwa Anda tidak bisa bahagia sebelum punya ini dan itu.
Ketamakan dapat melanda siapa saja. Bukan hanya orang yang berkuasa, orang miskin dan tidak memiliki kuasa juga bisa salah menyikapi harta di hidupnya. Ketamakan orang yang berkuasa menimbulkan tindak korupsi, ketamakan orang miskin menghalalkan pencurian dan mengorbankan sesuatu yang berharga demi apa yang diinginkan. Semua didasari oleh sikap mengandalkan harta, lebih dari mengandalkan Tuhan.     

Berlawanan dengan sikap hidup demikian, Tuhan Yesus mengajar orang beriman supaya memercayai pemeliharaan Allah di hidupnya. Tantangan-Nya agar orang menjual segala milik dan memberikan sedekah adalah jawaban radikal supaya orang bisa terlepas dari belenggu harta yang menghalanginya untuk menemukan Kerajaan Allah. Ketamakan manusia yang menimbun harta, akan menyebabkan ketidakseimbangan, ketidakadilan, dan kecemburuan sosial. Pesan ini tidak hanya berbicara pada zaman itu karena adanya ketimpangan sosial antara orang miskin yang tertindas oleh penjajah, dan kalangan orang kaya yang berkolusi dengan penguasa. Namun, juga berbicara untuk saat ini dan di negeri ini, di mana banyak terjadi kolusi antara para pemegang kuasa dan uang, untuk memperkaya diri.



Hidup yang mengandalkan Tuhan membuahkan sikap hidup mau berbagi. Sebaliknya, hidup yang mengandalkan harta membuat orang tamak dan mementingkan diri sendiri. Tuhan tahu kita memerlukan harta untuk hidup, tetapi harta itu sama sekali tak boleh menjadi andalan. Tuhan Yesus menghendaki agar kita mencari Kerajaan Allah lebih dulu, baru yang lain akan ditambahkan. Tuhan kita tak pernah ingkar janji. Maka, ketika kita mengandalkan pemeliharaan Tuhan, kita tak akan kecewa. (Renungan Harian)

Ketamakan adalah usaha memperoleh bagian hidup yang merusak hidup itu sendiri


(Bahan Pendewasaan Iman Warta Jemaat GKI Tegal  30 Juni 2013 - disadur dari Renungan Harian)