Rabu, 04 Februari 2015

Ayan Qureshi - Pakar Komputer Termuda di Dunia

Seorang bocah bernama Ayan Qureshi di Inggris menjadi spesialis komputer termuda di dunia, setelah lulus tes untuk menjadi teknisi Microsoft berlisensi pada usia lima tahun.

Ayan, kini berusia enam tahun, sudah memiliki laboratorium komputer di rumahnya di Conventry, Inggris, yang berisi jaringan komputer yang dia buat sendiri.

Dia mengatakan kepada BBC bahwa tes cukup sulit tetapi menyenangkan, dia berharap bisa menciptakan pusat jaringan teknologi di Inggris suatu saat nanti.

"Tantangan terbesar adalah menjelaskan bahasa ujian ke bocah berusia lima tahun. Tetapi dia tampak bisa mengikutinya dan memiliki ingatan yang baik," kata ayahnya, Asim, seorang konsultan IT.

Cepat ingat

Asim mengenalkan komputer kepada Ayan ketika berusia tiga tahun. Dia membiarkan Ayan bermain dengan komputer lamanya, sehingga dia bisa mengerti berbagai jenis piranti keras.

"Apapun yang saya ajarkan, esok hari dia bisa mengingat semua yang saya katakan, jadi saya mulai memberinya lebih banyak informasi," katanya.

"Terlalu banyak bermain komputer di usianya akan berdampak negatif, tetapi dalam kasus Ayan, dia sudah bisa mengambil peluang."

Di rumah, Ayan bisa menghabiskan dua jam sehari untuk mempelajari sistem operasi dan bagaimana cara menginstal sejumlah program.

Ketika bocah ini datang untuk mengikuti tes Microsoft, para penyelenggara sempat khawatir bahwa dia terlalu muda untuk menjadi kandidat.

Namun ayahnya meyakinkan bahwa Ayan bisa dan baik-baik saja. Tes ini biasanya diambil oleh orang-orang yang mau menjadi teknisi IT.
Sumber : kompas

Selasa, 03 Februari 2015

Perjalanan Hidup Para Miliuner

Apa yang membuat para individu ini menjadi istimewa? Apakah keyakinan kuat mereka, kemampuan mengambil risiko, atau kemampuan kuat untuk mencapai target? Inilah mereka yang masuk daftar miliuner karena kerja keras mereka sendiri. Angka kekayaan mereka diambil dari data pada 31 Januari 2015.

Larry Ellison

Tumbuh di lingkungan kelas menengah, ia putus sekolah dari Universitas Illinois di Urbana juga dari Universitas Chicago. Salah satu pekerjaan pertamanya termasuk membuat database untuk CIA. Kemudian ia tertarik pada pengembangan perangkat lunak dan mendirikan Software Development Laboratories (SDL) dengan dua rekanan. SDL diganti nama menjadi Oracle pada 1982.
Kekayaan: US$52,1 miliar (Rp 661,53 triliun)

 Howard Schultz
Datang dari keluarga sederhana, Schultz mendapat beasiswa olahraga American Football di Northern Michigan University. Ia mengawali karir sebagai tenaga pemasar di Xerox Corp. Kemudian ia bergabung dengan Starbucks sebagai direktur pemasaran, yang kemudian dibelinya pada 1988 dengan harga $3,8 juta. 
Kekayaan: $2,4 miliar (Rp 30,56 triliun)

Oprah Winfrey
 Oprah menjuarai sebuah kontes pidato, yang membantunya mendapatkan beasiswa penuh di Tennessee State University. Kemudian ia bekerja paruh waktu di WVOL, sebuah stasiun radio lokal, sebelum menjadi pembawa berita WLAC-TV di Nashville. Oprah, seorang perempuan berkulit hitam di dunia media yang didominasi kulit putih, melejit ke puncak karena bakatnya dan menjadi presenter TV paling populer di dunia. 
Kekayaan: $3 miliar (Rp 38,09 triliun)

Richard Branson
Branson mengawali bisnis rekamannya saat mengelola majalah The Student dari ruang bawah tanah sebuah gereja. Majalah tersebut kerap memuat wawancara dengan personalita ternama pada akhir 1960-an serta iklan-iklan dari rekaman-rekaman populer. Akhirnya ia membuka toko rekaman di Oxford Street, London, dan meluncurkan label Virgin Records. Kini, Virgin Group adalah konglomerat modal ventura multinasional dengan kepemilikan pada usaha penerbangan, telepon seluler, jasa keauangan, musik, internet dan banyak lagi. 
Kekayaan: $4,8 miliar (Rp 60,94 triliun)

Jeff Bezos
Berhenti dari pekerjaannya sebagai wakil presiden perusahaan jasa keuangan D.E. Shaw pada 1994, Bezos mencoba memanfaatkan pertumbuhan pasar internet dengan mendirikan Amazon. Portal eCommerce itu awalnya dijalankan dari sebuah garasi sebelum akhirnya memiliki markas yang elegan di Seattle. 
Kekayaan: $32,5 miliar (Rp 413,88 triliun)

Roman Abramovich
Pebisnis flamboyan dari Rusia ini mengawali usahanya dengan menjual bebek plastik dari sebuah apartemen di Moskow. Ia kemudian memperoleh saham di perusahaan minyak terbesar di negara itu, Sibnet, berkat koneksinya di pemerintahan Rusia. Ia meraup kekayaan dengan memasuki berbagai sektor seperti minyak, baja, emas, perumahan, dan kapal pesiar. Dia juga memiliki Chelsea Football Club. 
Kekayaan: $9,6 miliar (Rp 122,25 triliun)

Elon Musk
Pindah ke Kanada pada usia 17 tahun, pria kelahiran Afrika Selatan ini kemudian masuk ke University of Pennsylvania, AS, sebagai siswa pindahan. Ia lalu ikut mendirikan Pay Pal, dan kemudian meluncurkan perusahaan mobil listrik Tesla dan perusahaan perjalanan luar angkasa SpaceX. 
Kekayaan: $7,8 miliar (Rp 99,33 triliun)

Jan Koum
 
Pendiri WhatsApp ini telah tertarik pada komputer sejak belia. Sebelum mendirikan layanan pesan paling populer di dunia yang diakuisisi Facebook pada 2014 itu, Koum bekerja sebagai seorang ahli keamanan dan infrastruktur di Yahoo selama sembilan tahun. 
Kekayaan: $7,2 miliar (Rp 91,42 triliun)

Bill Gates
 
Bill Gates memasuki dunia teknologi dengan menuliskan program bahasa yang disebut BASIC untuk sistem komputer Altair ketika ia masih sekolah di Harvard. Karena keberhasilannya pada 1976, ia lalu ikut mendirikan Microsoft yang kemudian mengkhususkan diri dalam emnciptakan sistem operasi, termasuk MS-DOS dan Windows. 
Kekayaan: $78,7 miliar (Rp 999,28 triliun)

Mark Zuckerberg


Mark Zuckerberg, bersama beberapa temannya, mendirikan Facebook pada 2004, membuat para mahasiswa di universitasnya (Harvard) untuk saling berhubungan dan berbagi informasi. Pada September 2006, sistem itu dibuka untuk semua orang. 
Kekayaan: $33,5 miliar (Rp 425,36 triliun)

 Elaine Wynn
Mendapat gelar sarjana muda dari George Washington University, Elaine dan Steve Wynn menjadi sepasang kekasih saat masih di University of Pennsylvania. Elaine ikut mendirikan kerajaan kasino Wynn Resorts bersama mantan suaminya Steve tiga dekade lalu. 
Kekayaan: $2 miliar (Rp 25,46 triliun)

 Sheldon Adelson
 
Pria yang mengelola perusahaan kasino terbesar di dunia, Las Vegas Sands, telah melalui jalan yang panjang dan berliku. Ia baru berusia 12 tahun ketika mendapat pinjaman $200 dari pamannya untuk membeli kios surat kabarnya yang pertama. Ia lalu mengumpulkan kekayaannya dengan menjual iklan di surat kabar, mengelola mesin penjual barang, mengembangkan kondominium dan menjadi tuan rumah acara perdagangan. 
Kekayaan: $28,5 miliar (Rp 362,94 triliun)

 Jack Ma
 
Jack Ma meyakinkan 17 orang temannya untuk berinvestasi pada visinya akan pasar online yang diberi nama Alibaba. Perusahaan itu, yang kemudian menarik beberapa anggota dari berbagai belahan dunia, berhasil mengumpulkan dana dari berbagai bank seperti Goldman Sachs dan Softbank. Pada 2005, Yahoo membayar $1 miliar untuk membeli 40% saham di perusahaan tersebut. 
Kekayaan: $20,7 miliar (Rp 263,61 triliun)

John Fredriksen
 
Fredriksen mengadu untung dalam perdagangan minyak pada 1960-an, dan membeli tanker pertamanya pada 1970-an. Dengan Frontline Ltd., ia menjadikan dirinya sebagai raja kapal tanker pada 1990-an. 
Kekayaan: $9,4 miliar (Rp 119,70 triliun)

Amancio Ortega
 
Pendiri raksasa fashion Zara, Ortega mengawali karir sebagai seorang pesuruh di toko baju. Ia kemudian mulai membuat gaun dan pakaian dalam wanita bersama istrinya saat itu Rosalia Mera. Kini ia juga masuk dalam usaha real estate. 
Kekayaan: $62,1 miliar (Rp 790,84 triliun)

Warren Buffett
 
Pemilik konglomerasi multinasional Berkshire Hathaway, Warren Buffet menunjukkan kedermawanannya sejak usia muda. Sempat bekerja sebagai guru dan pialang saham pada awal karirnya, Buffet kemudian menanam modal pada perusahaan tekstil yang pada 1962 sedang merugi. Investasi itu berbuah dan akhirnya ia masuk dalam bisnis asuransi. 
Kekayaan: $70,5 miliar (Rp 895,17 triliun)

Mark Cuban
 
Cuban, yang mengawali karir sebagai bartender, mendirikan perusahaan teknologi pertamanya yang diberi nama MicroSolutions pada 1980-an. Ia mendapat untung besar dengan menjual portal video Broadcast.com ke Yahoo dengan harga $5,7 miliar pada 1999, dan menginvestasikan uangnya pada berbagai usaha, termasuk jaringan televisi AXS TV, jaringan bioskop Landmark Theaters dan studio film Magnolia Pictures. Ia juga memiliki klub NBA Dallas Mavericks. 
Kekayaan: $2,7 miliar (Rp 34,28 triliun)
 
Shahid Khan
 
Saat masih kuliah, Khan mulai bekerja paruh waktu di Flex-N-Gate - perusahaan manufaktur otomotif. Ia akhirnya dipekerjakan oleh mereka sebagai seorang ahli mesin setelah lulus kuliah. Pada 1978 ia membangun perusahaannya sendiri, Bumper Works, yang membuat bemper mobil. Dua tahun kemudian, ia membubarkan perusahaan itu dan membeli Flex-N-Gate dari bekas bosnya. Kini, selain memiliki perusahaan itu, Khan juga memiliki Jacksonville Jaguars dan Fulham Football Club. 
Kekayaan: $4,4 miliar (Rp 56,03 triliun)

Robin Li
 
Dengan gelar master ilmu komputer, Li mengawali karir sebagai seorang konsultan di sebuah anak perusahaan dari Dow Jones. Setelah sempat sebentar bekerja di perusahaan peramban internet InfoSeek di Silicon Valley, ia ikut mendirikan mesin peramban internet No. 1 Tiongkok, baidu, pada 2000. Saham Baidu mencapai rekor tertinggi di Nasdaq pada tahun ini. 
Kekayaan: $15,8 miliar (Rp 201,21 triliun)

Michael Bloomberg
Lahir dan dibesarkan di lingkungan kelas menangah di Medford, Massachusetts, Michael Bloomberg kuliah di Harvard Business School. Pada 1966, ia dipekerjakan oleh sebuah perusahaan Wall Street, Salomon Brothers, untuk pekerjaan tingkat pemula. Dengan visi membawa transparansi dan efisiensi pada transaksi sekuritas finansial, ia meluncurkan Bloomberg dari sebuah kantor yang hanya memiliki satu ruangan. Kini perusahaan itu memiliki kantor di 73 negara dengan lebih dari 15.000 pekerja. 
Kekayaan: $35,6 miliar (Rp 452,02 triliun)




sumber : msn



























Rabu, 28 Januari 2015

Meski Lumpuh tapi mampu mengetik Novel

Hu Huiyuan

Mempunyai anggota tubuh yang tidak sempurna bukanlah impian siapapun. Dan mempunyai anggota badan yang tidak dapat menjalankan fungsinya, juga tidak diinginkan. Namun adakalanya, seseorang harus sentiasa bersyukur saat mendapatkan cobaan.

Jangan sampai kekurangan yang ada di dalam diri kita memupuskan harapan dan impian, yang ingin kita capai. Karena untuk mewujudkannya, ternyata masih banyak cara. Demikian juga yang terjadi pada wanita berumur 21 tahun ini.

Seorang wanita asal Tiongkok, yang dinyatakan lumpuh akibat tidak berfungsinya salah satu bagian otak, ternyata bisa menghasilkan sebuah karya yang sangat bagus, yaitu sebuah novel. Ia menulisnya hanya dengan kaki kirinya. Seperti apa kisahnya?

Wanita bernama Hu Huiyuan, dibesarkan di sebuah pedesaan di provinsi Anhui, Tiongkok timur, di mana di lingkungan sekitarnya anak-anak bisa bermain dengan bebas.

Namun tidak ada kata menyerah bagi wanita yang baru berumur 21 tahun tersebut, ia masih bisa mengontrol kaki kirinya, untuk melakukan sesuatu, termasuk menulis novel fiksi dengan jumlah kata sekitar 60.000. Ia sendiri belajar secara otodidak, dan membaca dengan kemampuan sendiri tanpa belajar di bangku sekolah.

Dengan kaki kirinya, ia bisa menulis hingga 30 kata per menitnya. Hingga akhirnya novel yang ia tulis selesai. Orangtuanya, Peng dan Sun tidak pernah menduga, jika bayi yang dilahirkannya bisa bertahan hingga dewasa.

"Ketika dia lahir dokter mengatakan ia tidak akan bertahan dalam beberapa hari, tetapi itu semua salah. Dokter tahu dari awal ada yang salah dengan anak tersebut, dan sepuluh bulan kemudian mereka mengatakan ia terkena cerebral palsy," ungkap orangtuanya.

Selama ini, ia belajar membaca dan menulis dari televisi yang ditontonnya. Walaupun ia belajar sangat lambat, termasuk saat berbicara. Namun itu semua bukan hambatan bagi Haiyun.

"Mengetik dengan hanya kaki Anda tidak datang mudah bagi siapa saja," ucap Hu.

Hu bukanlah satu-satunya contoh orang Tionghoa yang cacat, meskipun kurangnya fasilitas untuk orang cacat di negeri ini, sering mengatasi hambatan besar untuk mencapai hal-hal yang luar biasa.

September lalu, Wang Qiang, seorang pria 29 tahun yang didiagnosis dengan cerebral palsy, memenuhi mimpinya bergabung dengan kompetisi tinju profesional ketika dia mendaftar di timur kota Shanghai.
viva 

Kamis, 22 Januari 2015

7 Fakta Unik Bob Sadino

 
Pada waktu Penganugerahan Dji Sam Soe Award 2008-2009 (paling kiri itu aku hehe..)

Kabar24.com, JAKARTA— Pengusaha Bambang Mustari Sadino yang dikenal dengan Bob Sadino  tutup usia pada Senin (19/1/2015). Ungkapan belasungkawa pun mengalir dari berbagai pihak.
Demikian juga dengan karangan bunga duka cita, termasuk dari Presiden Joko Widodo. Bob Sadino yang juga kerap dipanggil Om Bob dimakamkan, Selasa (20/1/2015) di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta.
Ungkapan bela sungkawa dari pengguna jaringan maya, netizen pun mengalir. Seorang netizen di media sosial Youtube, berakun Sule Fans Channel, mengunggah rekaman video berisi kumpulan foto Bob Sadino. Rekaman video tersebut diunggah tepat di hari pemakaman Om Bob.
Sule Fans Channel menyertakan deskripsi tentang tujuh fakta unik Bob Sadino, dalam unggahan rekaman videonya tersebut. Berikut tujuh fakta unik pengusaha yang  sukses di bidang pertanian, dan peternakan.
Habiskan Harta Warisan
Bob Sadino lahir sebagai bungsu dari lima bersaudara. Ayahnya wafat saat dia berusia 19 tahun, dan meninggalkan harta warisan untuk kelima anaknya.
Berbeda dengan orang kebanyakan yang akan menabung atau menggunakan uang warisan untuk usaha, Bob muda justru menggunakan harta warisannya untuk keliling dunia.
Petualangan Bob berhenti di Belanda dan menetap di negeri kincir angin itu selama sembilan tahun.
Bisnis Telur
Sepulang dari keliling dunia, Bob mulai menjajal usaha sebagai sopir taksi dengan mobil mewahnya. Namun, dia mengalami kendala, karena suatu hari mobil Bob mengalami kecelakaan dan keadaan mobil tersebut hancur.
Sempat bangkrut, tapi seorang kenalan memberinya dukungan dengan memberi Bob 50 ekor ayam ras. Tidak mau menyerah, Bob pun memanfaatkan pemberian itu dengan mengalihkan 50 ekor ayam ras tersebut menjadi bisnis telur ayam negeri.
Semua dimulai dari nol. Bob menawarkan telur dagangannya dari rumah ke rumah. Setiap kritik dari konsumen diterima dan menjadi pelajaran untuk memajukan bisnisnya.
Selalu Selipkan Anggrek
Bob menjual telur dagangannya di daerah Kemang. Ketika itu, sebagian besar penghuni di kawasan Kemang adalah orang berkebangsaan asing.
Bob merasa harus memiliki ciri khas dalam berdagang untuk daya tarik pembeli. Dia pun senantiasa menyelipkan sekumtum bunga anggrek dalam setiap bungkus telur dagangannya. Cara Bob ternyata jitu. Banyak orang yang kemudian menjadi pelanggan Bob.
Bisnis Tanpa Tujuan
Pada umumnya, orang memiliki tujuan ketika berbisnis. Namun, Bob berbeda. Bagi Bob, tujuan adalah belenggu. Dia berpendapat, bisnis akan berjalan dengan baik dengan belajar manajemen, bukan karena terpaku pada tujuan.
Bagi Bob, liku perjalanan berbisnis itu berkelok, jadi ia memilih menempatkan hidupnya mengalir seperti air, tanpa harus merasa terbebani dengan tujuan dan rencana.
Gaya Pakaian Nyentrik
Gaya pakaian nyentrik yang dikenakan Bob dapat diibaratkan sebagai seragam kebesaran. Meski telah menjelma jadi pengusaha sukses, Bob Sadino terlihat sederhana dengan mengenakan setelan celana jeans pendek dan kemeja safari abu-abu.
Dalam setiap kesempatan, Bob senantiasa mengenakan setelan tersebut. Alasan di balik fashion-nya yang nyentrik tersebut, karena Om Bob ingin menikmati salah satu anugerah Tuhan, yaitu kehangatan cahaya matahari.
Dimarahi di Istana Negara
Kebiasaan Bob Sadino yang santai dalam berpakaian, sempat membuatnya bermasalah dengan Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres), saat diundang di Istana Negara ketika masa pemerintahan Presiden Soeharto.
Paspampres memarahi Bob Sadino karena dianggap tidak berpakaian sopan. Namun begitu, Presiden Soeharto yang mengundang Bob waktu itu, justru tidak mempermasalahkan gaya berpakaian Bob.
Bilang Goblok
Keunikan Bob tidak sekadar dari cara berpakaian atau cara berpikirnya. Semasa hidup, Bob kerap melontarkan istilah goblok. Dia memiliki filosofi hidup di balik istilah yang terdengar kasar dan menyakitkan hati tersebut.
Menurut Bob, menjadi orang goblok atau bodoh adalah kunci sukses untuk mendapatkan banyak ilmu dan pengetahuan. Bersikaplah sebagai orang yang tidak mengerti apa-apa ketika berhadapan dengan orang lain, agar tidak menjadi pribadi yang terbiasa menolak pemahaman orang lain, karena merasa pintar.
Bob mengistilahkan goblok seperti gelas kosong. Menurut Bob, setiap orang harus berada dalam keadaan kosong agar dapat menyerap banyak ilmu dari orang lain.
sumber : kabar24

Rabu, 21 Januari 2015

Pramusaji Pecel Lele ber-IPK 3,8

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menjadi pramusaji di sebuah warung tenda pecel lele menjadi keseharian Farianda Kharisma Putra (20) sejak tiga tahun lalu.

Mahasiswa semester lima Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan Ekonomi Islam Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Palembang, ini tak pernah malu dengan pekerjaannya itu.

"Pernah ada teman sesama kuliah kebetulan makan, dan saya layani. Ada rasa tidak enak juga, tapi segera saya tepis. Mengapa malu melakukan pekerjaan yang benar, kita malu jika mengerjakan yang salah," kata Fari, sapaan akrabnya.

Meski menyandang status sebagai mahasiswa, pekerjaan sebagai pelayan restoran ini tidak menurunkan semangat dan harga dirinya.

Ia tercatat sebagai mahasiswa berprestasi dengan memperoleh IPK rata-rata tiap semester 3,8.

Tak hanya pintar secara akademik, anak pertama dari dua bersaudara ini juga aktif dalam berbagai organisasi kemahasiswaan, di antaranya Pusat Kajian Ekonomi Islam UIN Raden Fatah, dan Ketua Bidang Pendidikan Himpunan Mahasiswa Jurusan Ekonomi Islam.

Fari juga menjadi salah seorang mahasiswa penerima beasiswa Bank Indonesia dalam program Generasi Baru Indonesia pada tahun ini. Ia menerima bantuan biaya pendidikan sebesar Rp6 juta.

"Uang diterima dua kali dalam satu tahun dan sudah masuk semua ke rekening. Tapi, saya tidak mau pakai dulu. Untuk nanti saja, ketika lagi skripsi," katanya.

Ini bukan kali pertama Fari mendapatkan beasiswa. Alumnus SMA Pembina ini juga mendapatkan bantuan pendidikan dari PT Pusri ketika di sekolah menengah atas berkat prestasinya yang selalu menjadi juara pertama.

Ketika ditanya bagaimana ia tetap menjaga prestasi pendidikan di tengah kesibukannya sebagai pramusaji, Fari tidak menampik juga dilanda kesulitan. Namun, keadaan itu segera teratasi lantaran dia memegang prinsip untuk lebih mengutamakan pendidikan.

"Saya sempat keteteran saat semester tiga dan empat karena pada masa itu jadwal belajarnya pagi, sementara pulang kerja terkadang jam 02.00 dini hari. Tapi, lambat laun ketemu sendiri iramanya," ujarnya.

Bantu Keuangan Keluarga

Sejak bekerja sebagai pramusaji itu, Fari otomatis tidak lagi memberatkan kedua orangtuanya. Baginya, ini menjadi keberkahan di tengah kondisi ekonomi keluarga yang tengah limbung.

Sang ayah, Karmin Ks (54) kini terbaring sakit dan sudah pensiun dari pekerjaan sebagai wartawan di harian lokal.

"Semula ibu yang menggantikan peran ayah dengan berjualan gorengan di rumah, tapi karena kondisi ayah makin memprihatinkan jadi saya suruh ibu untuk fokus mengurus ayah saja," katanya.

Kini, dalam suasana ekonomi tidak stabil tersebut, Fari bertindak sebagai penopang kebutuhan keuangan keluarga. Penghasilannya sebesar Rp600.000 per bulan digunakan sebagian besar untuk kebutuhan keluarga.

Beruntung baginya mendapat kesempatan berbisnis online penjualan pakaian dengan cara berbagi modal kerja dengan seorang teman.

"Ada sedikit-sedikit untung dari jual pakaian, ambil barang dari teman di Bandung.

Kelebihan ini biasanya ditabung dan bantu biaya sekolah adik yang masih SMP," ujarnya.

Di tengah perjalanan hidupnya yang tidak seenak remaja lain, Fari tetap optimistis dalam menatap hari depan. Baginya yang terpenting adalah kemauan untuk berusaha.

"Orang bilang kuliah itu mahal, tapi bagi saya tidak. Asal mau berusaha, kita bisa membiayai kuliah sendiri," ujarnya.

Fari pun menjadi sosok yang berbeda dibandingkan rekan-rekannya, karena ia telah merancang rencana menjadi pengusaha seusai menamatkan pendidikan.

Baginya, pengetahuan mengenai ekonomi Islam dapat dijadikan dasar dalam berbisnis.

"Orang sering salah mengartikan dengan menyebutkan ekonomi Islam sebagai salah satu pilihan, tapi yang sebenarnya ekonomi Islam itu adalah solusi," kata Fari menjelaskan dengan berbahasa Inggris. (Dolly Rosana)
Sumber : Republika

Selasa, 20 Januari 2015

20 Kata Bijak Bob Sadino

Bob Sadino ketika menjadi Juri Dji Sam Soe Award 2008-2009



Saya mengenal Bob Sadino sewaktu beliau menjadi Juri Dji Sam Soe Award 2008-2009 yang memilih Wirausaha & Wirausaha Muda Se-Indonesia. Bagaimana beliau berdebat dengan Juri lain memilih juara Wirausaha & Wirausaha Muda.

Ini adalah 20 kata Bijak Bob Sadino yang menginspirasi para pebisnis:
1. "Pebisnis itu harus nyentrik"

2. "Bisnis itu hanya modal dengkul. Bahkan jika Anda tidak punya dengkul, pinjam dengkul orang lain"

3. "Orang 'pintar' biasanya banyak ide, bahkan mungkin telalu banyak ide, sehingga tidak satu pun yang menjadi kenyataan. Sedangkan orang 'bodoh' mungkin hanya punya satu ide dan satu itu lah yang menjadi pilihan usahanya"

4. "Sebagian besar orang 'pintar' sangat pintar menganalisis. Setiap satu ide bisnis, dianalisis dengan sangat lengkap, mulai dari modal, untung rugi sampai break event point. Orang 'bodoh' tidak pandai menganalisis, sehingga lebih cepat memulai usaha"

5. "Jadikanlah keluarga sebagai motivator dan supporter pada saat baru memulai menjalankan bisnis maupun ketika bisnis semakin menguras waktu dan tenaga"

6. "Banyak orang 'bodoh' yang hanya mengandalkan semangat dan kerja keras plus sedikit kerja cerdas, menjadikannya sukses dalam berbisnis. Di lain sisi, kebanyakan orang 'pintar' malas untuk berkerja keras dan sok cerdas"

7. "Kebanyakan orang merasa sukses itu adalah hasil jerih payah diri sendiri, tanpa campur tangan Tuhan. Mengingat Tuhan adalah sebagai ibadah vertikal dan menolong sesama sebagai ibadah horizontal"

8. "Keberhasilan itu adalah sebuah titik kecil yang berada di puncak segunung kegagalan. Maka kalau mau sukses, carilah kegagalan sebanyak-banyaknya"

9. "Cukup satu langkah awal. Ada kerikil saya singkirkan. Melangkah lagi. Bertemu duri saya sibakkan. Melangkah lagi. Terhadang lubang saya lompati. Melangkah lagi. Berjumpa api saya mundur. Melangkah lagi. Berjalan terus dan mengatasi masalah"

10. "Orang 'pintar' merasa mampu melakukan berbagai hal dengan kepintarannya, termasuk mendapatkahn hasil dengan cepat. Sebaliknya, orang 'bodoh' merasa dia harus melalui jalan panjang dan berliku sebelum mendapatkan hasil"

Minggu, 30 November 2014

Kisah Angkalisyanti, Mimpi yang Jadi Kenyataan

 Pertemuannya untuk menjadi karyawan Google bisa dibilang kebetulan. Dari mimpi yang cuma berharap bisa menjadi bagian perusahaan mesin pencari website tersebut, Angkalisyanti akhirnya bisa mewujudkan mimpinya.
Setelah menyelesaikan SMA di sebuah sekolah swasta di Pontianak, Angkalisyanti mendapatkan beasiswa untuk studi di Malaysia. Setelah selesai di Malaysia, dia kembali melanjutkan studinya, namun berpindah negara di Australia. Saat di negeri Kangguru inilah nasibnya bekerja di perusahaan tersebut serasa terjodohkan.
Awalnya di Australia, untuk menambah pemasukan, Yanti juga bekerja di sebuah cafe selain menyelesaikan studi nya. Kebetulan cafe tersebut satu gedung dengan Google. "Saat kerja di kafe, saya melihat karyawaan Google itu seliweran ke kantornya, cuma pake baju kaos, celanda pendek, jadi saya pikir enak sekali kerjanya. Dari situlah awal saya bermimpi ingin sekali bekerja di tempat itu," ujarnya bercerita di depan peserta GDG DevFest di Kampus Widya Dharma Pontianak, Sabtu (29/11/2014).
Menurutnya di perusahaan tersebut tak memandang tampang karyawannya seperti apa, namun yang dilihat adalah kinerja. "Di Google itu ndak melihat tampang kalian mau seperti gimana, disana kerja kan tidak pakai baju yang formal, cuma yang penting otak kalian encer," tambahnya.
Barulah pada sekitar tahun 2012, Google mengumumkan mencari tenaga kerja wanita warga negara Indonesia yang bisa berbahasa Inggris dengan lancar. Informasi itu dia terima dari satu di antara kenalannya yang bekerja di Google sendiri. "Saya pengen banget, tapi saat itu juga saya takut dan gak pede. Kemudian saya duduk dan berpikir, kesempatan ini kapan lagi datang, saya memotivasi diri saya sendiri, nothing is imposible," ujarnya.
Setelah mendapatkan keyakinan, barulah ia melamar ke Google, dan langsung menghadapi sesi wawancara. Dia akhirnya di terima di Google setelah melewati 6 kali tes wawancara. "Satu kali wawancara itu bisa 45 menit lamanya, makanya kita harus siap," katanya.
Saat ini Angkalisyanti menjabat sebagai SMB Marketing Google Singapura, sebelumnya dia menjabat Enterprise Inside Sales Associate Google Australia selama sekitar satu tahun.
sumber : pontianak.tribunnews.com