Selasa, 17 Desember 2013

Kisah Tragis Copywriter: Workalkholic Berakibat Fatal Setelah 30 Jam Lembur... Kerja yach kerja, Ingat kesehatan...

















Bekerja memberikan yang terbaik. Sepertinya begitulah komitmen Mita Diran, si copywriter muda yang belum lama ini meninggal. Sebelum menghembuskan napas terakhirnya, Mita diketahui bekerja lembur hingga 30 jam. Nah bagaimana kisah lengkap saat-saat terakhir Mita?

14 Desember lalu, Mita sempat memposting kicauan di Twitter. "30 Hours and going strooong." Begitu tulisan Mita. Tidak ada yang menyangka tweet itu menjadi tweet terakhir yang ditulis Mita.

Kebiasaan lembur Mita memang diketahui orang tuanya. Sang ayah, Z Yanni Syahrial, juga sangat mengerti bagaimana cara kerja di dunia periklanan. Apalagi dirinya juga berada di dunia yang sama dengan sang putri. Tapi orang tua percaya pada Mita, dan yakin putrinya bisa menjaga dirinya baik-baik. Maka itu orang tuanya tidak pernah melarang Mita untuk lembur. Hanya saja, yang namanya orang tua pasti akan selalu memberikan nasihat dan berbagai wejangan agar anaknya selalu sehat dan tidak kekurangan suatu apapun.



"Kita terima telepon tengah malam dari temannya yang mengatakan Mita kolaps di sebuah tempat makan di Santa, Jakarta Selatan. Saat itu dia lagi mau makan malam sama temannya. Itu dia pulang malam dari kerja tapi karena temennya datang dari luar dan sudah beberapa hari nungguin mau ketemu Mita, dia iyain walaupun dia capek. Ya you need social life," ujar Yanni kepada detikHealth di kediamannya, kawasan Bintaro, Jakarta Selatan, Senin (16/12/2013).

Bekerja memang bukan sekadar tuntutan pekerjaan, tapi juga tentang passion. Nah, Mita sepertinya memiliki minat yang luar biasa di dunia periklanan sehingga dia ingin melakukan yang terbaik. Mita memang sedikit keras kepala, tapi itu dilakukan karena dia memiliki tujuan. Sayangnya, dia kerap lupa dengan kesehatannya.

"Di luar dari tuntutan kerja itu misalnya effort dari dia. Trend di mana-mana saya lihat memang gitu, bukan di tempat dia kerja aja. Dan saya juga punya anak buah di sebuah advertising agency dan saya mau bikin satu peraturan bahwa kita harus jaga kesehatan, baru ngomong-ngomong gitu tiba-tiba kejadian sama anak saya. Itu yang bikin saya tambah yakin bahwa something needs to be done," ucap Yanni.

Dia kemudian melanjutkan kisah Mita di malam saat mulai kolaps. Begitu tahu Mita dibawa ke RSPP, Yanni dan istrinya segera menuju ke RS. Saat itu Mita dalam keadaan koma, alat pernapasan dan pacu jantung telah dipakaikan pada gadis tersebut.

"Setelah 9 kali pake electric yang ke jantung itu agak banyak ya, baru detik jantungnya agak naik. Tapi tidak stabil, sudah tidak bernapas kalau nggak dibantu alat pernapasan," sambungnya.

"Nah, itu kronologinya. Dia itu udah berturut-turut beberapa hari, sampai begadang-gadang, terus fisik melemah, mungkin dibantu dengan minuman yang bisa membooster tenaga," imbuh Yanni sembari menyebut sebelum pingsan Mita belum sempat makan meskipun sudah berada di restoran yang cukup bagus.

Menurut informasi yang diperoleh Yanni, sebenarnya Mita dalam perjalanan dari restoran ke rumah sakit sudah tidak bernapas, dan detak jantungnya pun sudah tidak ada. Nah, begitu sampe rumah sakit langsung dilakukan tindakan untuk memicu denyut jantungnya. "Itu Minggu (15/12) pukul 00.30 sampai 02.00 WIB. Ya masih di monitor mau dimasukin ke ICU tunggu sejam. Sebelum masuk ICU masih belum ada perubahan," terang Yanni.

Saat itu sudah banyak keluarga yang datang ke RS. Mita kala itu tidak sadarkan diri sama sekali. Melihat kondisi Mita, tentu keluarga menginginkan yang terbaik untuknya. Karena tidak ingin membuat Mita sengsara dengan sakitnya dan telah dilakukan segala daya upaya namun kondisi Mita tak juga stabil, akhirnya keluarga merelakan kepergian Mita untuk selama-lamanya.

"Basically kondisi badannya drop dan dia passion-nya untuk bekerja, dan memang ya industri ini emang begitu. Semuanya begitu, bukan Mita sendiri yang memang long hours," ucap Yanni.

Mita kini telah dimakamkan di TPU Jeruk Perut, di samping makam sang kakek. Selamat beristirahat, Mita. Semoga damai di sisi Tuhan.


sumber: detikcom
Reply With Quote