Keingintahuan, gairah, dan ketekunan membawa Nick D’Aloisio menjadi
pusat perhatian dunia. Pekan lalu, Yahoo mengumumkan membeli aplikasi
Summly yang dibuat remaja asal London berusia 17 tahun itu. Ia bahkan
disebut majalah ”Forbes” sebagai salah satu dari ”30 entrepreneur
berusia di bawah 30 tahun” yang perlu diperhatikan.
Yahoo tak
membuka informasi berapa harga yang dibayar, namun banyak pihak
memperkirakan nilainya sekitar 30 juta dollar AS (sekitar Rp 290
miliar). Summly adalah aplikasi dengan algoritma kompleks yang mampu
meringkas berita panjang di daring dalam tiga paragraf pendek sehingga
mudah dibaca di layar smartphone.
D’Aloisio membuat Summly
karena frustrasi saat mengerjakan tugas sekolah. Ia kerepotan dengan
banyaknya artikel tak relevan saat mencari bahan di internet. Hal itu
mendorong dia mencari cara menyaring informasi.
”Saya tak
sabar,” ujarnya. ”Seperti remaja generasiku, jika tak menarik, saya akan
berhenti membaca. Saya hanya mau membaca hal-hal yang ingin saya
ketahui dengan segera. Itu yang dilakukan Summly.”
Jagoan
teknologi itu membangun Summly di meja belajar di kamarnya pada usia 15
tahun. Aplikasi itu telah diunduh jutaan kali dan meringkas setidaknya
90 juta berita sejak versi awal aplikasi diluncurkan dengan nama Trimit
pada 2011.
Trimit yang muncul di Apple’s App Store dan langsung
diserbu pengunduh menarik perhatian Horizons Ventures, perusahaan
pemodal ventura milik jutawan Hongkong, Li Ka-shing, yang lalu
berinvestasi 250.000 dollar AS.
Investasi itu mendatangkan
investor lain, mulai aktor Ashton Kutcher, janda John Lennon, Yoko Ono,
penulis dan penyiar kondang dari Inggris Stephen Fry, sampai raja media
pemilik News Corp, Rupert Murdoch.
”Mereka ibarat berjudi
dengan memberi modal saat saya berusia 15 tahun,” kata D’Aloisio merujuk
investasi yang memungkinkan dia menggaji pegawai dan menyewa kantor.
Namun, dia tetap menjadi pemilik saham terbesar Summly.
Summly,
pengembangan dari Trimit, diluncurkan November 2012. Sebulan kemudian
D’Aloisio dihubungi Yahoo dan sejumlah peminat lain.
Bagi
remaja yang ingin menjadi entrepreneur, juga orangtua mereka, berita
penjualan Summly yang spektakuler mengecilkan hati sekaligus menimbulkan
kekaguman. Reaksi Brian Wong (21), salah satu pendiri Kiip, perusahaan
periklanan di internet, mengundang senyum, ”Saya merasa tua!”
Beberapa tahun lalu, Wong diberitakan sebagai orang termuda yang
mendapatkan modal ventura. Setelah itu bermunculan sejumlah anak muda.
”Nick memecahkan rekor kami,” kata Wong.
Ketertarikan D’Aloisio
pada teknologi terjadi sejak usia dini. ”Saya tertarik detail, hal
aneh, dan esoterik (yang hanya diminati kalangan terbatas),” katanya.
”Saya terobsesi untuk mendalami, komputer salah satunya.”
Pada
usia lima tahun, D’Aloisio terpesona sistem galaksi dan Matahari
sehingga ia hafal seluruh konstelasi. Usia sembilan tahun, ia mendapat
komputer pertama. Pada usia 10 tahun, ia tertarik mengutak-atik peranti
lunak pembuat film. Ia belajar coding (pemrograman) secara otodidak pada
usia 12 tahun.
Sebelum Summly, ia membuat aplikasi lain untuk
smartphone, termasuk SongStumblr, program pencari musik di internet, dan
Facemood, program yang mampu memperkirakan suasana hati pengguna lewat
status terbarunya di Facebook.
Kehidupan sosial
D’Aloisio adalah anak pasangan asal Australia. Dari Inggris,
keluarganya kembali ke Melbourne tak lama setelah ia lahir. Saat
D’Aloisio berusia tujuh tahun dan adiknya, Matthew, tiga tahun,
keluarganya kembali ke Inggris.
Mereka menetap di Wimbledon,
barat daya London. Ayahnya, Lou Motilla, Wakil Presiden Morgan Stanley,
dan ibunya, Diana D’Aloisio, pengacara. Orangtuanya bukan ahli komputer,
namun mereka mendukung minat putranya. Mereka bahkan mengizinkan dia
cuti dari sekolah tahun lalu untuk fokus pada Summly. Sang ibu
menemaninya dalam perjalanan bisnis ke sejumlah negara.
Minatnya tak terbatas pada komputer. Di sekolahnya, King’s College
School, Wimbledon, ia belajar A-levels (persiapan masuk perguruan
tinggi) untuk matematika, fisika, dan filsafat. Ia belajar bahasa Rusia
dan Mandarin serta bercita-cita kuliah PPE (filsafat, politik, dan
ekonomi) di Oxford. ”Pendidikan itu hal menarik bagi saya,” katanya.
Di luar urusan komputer dan bisnis, ia berkumpul dengan teman- teman
pada akhir pekan untuk main rugbi dan kriket. ”Saya main di tim A saat
berusia 14 tahun, tetapi kini tak lagi,” kata D’Aloisio yang punya pacar
sejak 10 bulan lalu.
Apa yang dia lakukan dengan uang hasil
penjualan Summly? Ia menjawab dengan serius, uang itu disimpan di dana
perwalian sampai ia berusia 18 tahun. Dalam wawancara radio, ia mengaku
terganggu dengan ramainya pembicaraan di Twitter soal tas yang akan
dibelinya. ”Tas saya rusak, talinya hampir putus. Jadi ini bukan karena
saya mendapat banyak uang.”
”Saya lebih suka menyimpan uang di
bank. Kalaupun ada yang akan saya lakukan dengan uang itu, saya ingin
melakukan angel investing (mendanai proyek para pemula di bidang
teknologi),” ujar remaja langsing berambut coklat tua itu.
Saling menguntungkan
D’Aloisio menyatakan, tak ada masalah terkait hak cipta. Aplikasi
ciptaannya, Summly, melakukan analisis statistik untuk meringkas berita.
Ia menjalin kerja sama dengan sekitar 250 penerbit konten, termasuk
Wall Street Journal milik News Corp. Perusahaan yang berbasis di New
York itu membuat kontennya cocok dengan Summly.
Program itu menguntungkan perusahaan media. ”Kami memperkenalkan karya mereka kepada pembaca baru dari kalangan muda,” katanya.
”Jika pembaca suka ringkasannya, mereka akan membaca seluruh berita.
Ini akan meningkatkan jumlah pembaca,” ujarnya. Namun, teknologi itu
memiliki kelemahan, kadang aplikasi ini kesulitan memperpendek tulisan
yang terlalu canggih.
Penjualan yang diumumkan pekan lalu
adalah akuisisi Yahoo ke-5 dalam lima bulan terakhir. Ini upaya CEO
Marissa Mayer menarik lebih banyak ahli teknologi untuk membangun
pelayanan smartphone dan komputer tablet. Teknologi makin penting dan
diyakini Mayer telah diabaikan perusahaan internet. Sementara ini Summly
tak bisa diunduh, akan diintegrasikan dalam peranti lunak Yahoo.
D’Aloisio akan bekerja untuk Yahoo di London. Ini memungkinkannya
menyelesaikan SMA. Ia mengaku bergairah bekerja pada ”perusahaan
internet klasik” yang lebih tua dari dia. Yahoo didirikan tahun 1994.
D’Aloisio akan meningkatkan perhatian pada pentingnya pemrograman
komputer dan berharap hal itu diajarkan di sekolah. Ia juga akan
mengembangkan Summly, tak sekadar untuk meringkas berita. ”Saya berupaya
agar Summly mampu meringkas Wikipedia, buku, blog, apa
pun.”(AP/Reuters/Daily Telegraph/NY Times)
• Lahir: London, Inggris, 1 November 1996 • Pendidikan: King’s College School, Wimbledon, Inggris
Pokemon GO
-
Setelah pertama datang dengan ide untuk Pokemon pada tahun 1990, Satoshi
Tajiri bekerja selama hampir enam tahun lebih game asli. Sekarang 34, ia
berdasark...
8 tahun yang lalu
0 komentar:
Posting Komentar