Kamis, 19 Agustus 2010

Tentang Waktu

“So much of our time is spent in preparation, so much in routine, and so much in retrospect, but the amount of each person's genius is confined to a very few hours.”
Ralph Waldo Emerson


Lonceng usai jam kerja memanggil, tanpa diperintah kita pun segera berkemas. Menyimpan kertas dan pencil dalam laci, lalu menutupnya rapat-rapat seolah semua persoalan telah terpecahkan pada hari itu juga. Padahal masalah tetap terjaga selagi kita pejamkan mata.
Keesokannya harinya ketika lonceng jam kerja mulai berdentang, semua tumpukan masalah kita buka kembali. Rutinitas pun kembali dirajut. Sungguh, betapa hebatnya waktu menghibur kita. Betapa bergairahnya waktu dapat membangunkan kita.
Pernahkah kita berpikir bahwa dalam sehari, 24 jam terasa kurang? mengapa demikian? Karena saat kita mengatur waktu, sesungguhnya kita pun mengatur pikiran, emosi, dan perasaan kita. Seorang teman pernah mengajak saya untuk bermain pada akhir pekan sebagai penawar stres. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya saya menolaknya dengan berkata “maaf, saya tak punya waktu di akhir pekan ini”. Teman saya menimpali dengan mengatakan, bahwa waktu sebenarnya bisa diciptakan sesuai kemauan kita.
Setelah direnungkan, saya makin mengerti. Dimana waktu sebenarnya dapat diatur sesuai keinginan. Jika kita mau, waktu akan ada atau tersisa. Masalahnya, bilamana kita ingin menyisihkannya. Biasanya hal ini akan dipengaruhi oleh sejauh mana kita menganggap penting akan suatu hal, yang bila kita lakukan akan memakan bagian waktu lain yang kita miliki.
Seiring beranjaknya waktu, masalah yang dihadapi dalam hidup akan semakin pelik. Menggunakan waktu untuk berpikir akan melahirkan kekuatan. Menyisihkan waktu untuk bermain akan menambah pengalaman masa muda kita. Tak lupa selalu menyediakan waktu untuk berdoa yang akan menenangkan, waktu untuk belajar akan mendapat pengetahuan dan waktu untuk bekerja akan meraih keberhasilan.
Waktu adalah lingkaran dimana kehidupan kita berjalan, kita atur waktu untuk mengatur kehidupan. Kita merayakan sesuatu karena kita ciptakan hari besar. Kita mengheningkan diri untuk tegakkan kesyahduan. Dan semuanya akan dirangkai dalam jalinan waktu. Maka, hanya mereka yang tak kenal akan waktulah yang terjerat dalam persoalan tiada berujung.
Akan merugikan bila kita tak bisa membuat waktu yang tepat sesuai dengan skala prioritas dan aktifitas. Marilah menciptakan waktu sesuai kualitas dan kuantitas dari setiap aktifitas yang kita lakukan.

0 komentar:

Posting Komentar