Kamis, 19 Agustus 2010

Kisah Sukses : Maria Audrey Lukito

Rata-rata remaja seusianya masih duduk di bangku SMP akhir atau SMA awal. Namun, Maria Audrey Lukito, sudah meraih gelar sarjana Strata 1. Inipun bukan sembarangan gelar, karena gelar sarjana Fisika ini dia peroleh dari sebuah perguruan tinggi di Amerika: The College of William and May di Virginia dengan predikat Suma cum laude, Maret 2005. Setelah meraih gelar itu, Audrey memilih kembali ke Indonesia, di rumah orang tuanya, pasangan Ir. Budi Lukito - Ir. Natali Angela di Surabaya. Setelah tiga tahun di Amerika, Audrey mengaku kangen dengan orang tuanya. Maklum, Audrey adalah anak tunggal.

Audrey yang lahir di Surabaya 1 mei 1988 sesungguhnya adalah manusia komplit ciptaan Tuhan yang pernah ada di muka bumi ini. Selain jenius dengan kecerdasan merata untuk berbagai bidang akademis, dia juga punya vokal bagus dan sangat piawai dalam memainkan alat musik piano. Audrey juga gemar melukis. Dan bisa jadi, dialah remaja Indonesia pertama yang diundang berpidato oleh Senat Kongres Amerika dalam forum Global Young Leader Conference. Namun, di atas segala kelebihan itu, Audrey ternyata tidak pernah melupakan kecerdasan rohaninya. Berbekal kecintaannya kepada Tuhan yang diajarkan orang tunya sejak kecil, dan peguasaannya pada sekurangnya enam bahasa asing: Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Mandarin, dan Ibrani, Audrey dengan dengan bebas mengeksplorasi karya-karya besar dari para penulis Alkitab, memahaminya dan kemudian membagikannya kepada orang lain. Karena itu, jangan heran jika si jenius cantik ini ditemukan sedang mengajar orang dewasa tentang dasar-dasar iman kristen di gereja dekat rumahnya. "Tuhan telah memberikan semuanya kepada saya, maka saya juga ingin mengembalikan rasa syukur dengan membagikannya itu untuk sesama saya," kata Audrey yang menulis buku berjudul "Alkitab Itu Isinya Apa. Sih?".

Audrey memang telah berubah menjadi sosok selebriti yang banyak di kejar pers dalam dan luar negri. Segala pujian mengalir kepadanya. Majalah Tempo, misalnya, menulis judul besar tentang "Audrey: si jenius yang Religius". Metro TV juga mengangkat sosok Audrey dalam rubrik khusus, "Permata bangsaku" yang menampilkan deretan prestasi Audrey. Luar biasa!

Sejak balita, Audrey memang telah menampakan kemampuannya yang di luar batas manusia biasa. Ibunya mengisahkan, dia mulai curiga pada anaknya pada saat mulai bisa bicara sekitar satu tahun. "Rasa ingin tahunya sangat besar, hingga kita sendiri kewalahan untuk menjawab setiap pertanyaannya. Segala sesuatu akan dia tanyakan sampai tuntas," kata Angela ibu Audrey. Pada usia dua tahun Audrey sudah lancar membaca. Namun kedua orang tuanya memutuskan untuk tidak mengistimewakan putri tunggal mereka itu. Karena itu, dia pun diperlakukan seperti anak normal lainnya. Masuk playgroup 5 tahun, lalu TK dan SD pada usia 7 tahun. Namun, di SD para guru kewalahan dengan kemampuan otak Audrey yang jauh di atas rata-rata kemampuan anak seusianya. Betapa tidak, Audrey tampak hanya mengeluarkan sepersekian kemampunannya untuk terus menjadi ranking satu di kelas. Bahkan dia masih punya banyak waktu untuk membaca buku-buku berat karangan Tolstoy, Machiavelli, Montesquieu, dan sejumlah karya besar orang-orang terkemuka di dunia.

Karena itu, Audrey hanya lima tahun di SD, kemudian setahun di SMP, dan dua tahun di SMA Dian Harapan, Lippo Karawaci, Tangerang di bawah asuhan pakar fisika DR. Yohanes Surya. Setelah itu, dalam usia yang masih sangat muda, orang tua Audrey mencari sekolah yang cocok untuk anaknya. Dan lewat internet, mereka menemukan perguruan tinggi di Amerika yang kemudian di lalap Audrey hanya dalam waktu tiga tahun untuk menggapai gelar sarjana dengan nilai A untuk semua mata kuliah.

Kembali ke Indonesia, beberapa perusahaan konon memperebutkan Audrey. Dan Audrey memilih sebuah Bank sebagai tempatnya berkarir untuk pertama kalinya -yang semula ditentang oleh ibunya. Dalam usianya yang relatif muda, bekerja sampai jam tiga sore adalah tantangan tersendiri dan cukup berat bagi Audrey. Dan karena bekerja itu, waktunya untuk membaca, main piano yang menjadi kegemarannya dan belajar tentang berbagai hal, banyak tersita karena karir barunya itu. Akhirnya setelah beberap bulan bekerja Audrey pun memutuskan mundur, karena dia memang sedang mempersiapkan kuliah masternnya di Amerika.

Hal paling mengesankan dari seorang Audrey, tentu saja adalah kelebihannya sebagai manusia jenius. Namun lebih dari semua itu dengan segala kelebihan dan puja-puji yang dialamatkan kedirinya, Audrey tidak pernah merasa sombong dan selalu mengatakan bahwa semua prestasinya adalah karunia dari Tuhan yang dengan serius diolahnya lewat belajar dan bekerja keras tanpa henti. Dan ketika ditanya apa yang diangankan pada masa depan, Audrey dengan mantap mengatakan, dia ingin jadi manusia yang bisa memberikan kontribusi bagi bangsa dan negaranya, untuk perdamaian manusia, seperti apa yang dinginkan Tuhan. Inilah sebuah inspirasi ideal untuk kaum muda.

2 komentar:

  1. Seandainya semua anak muda punya kemampuan seperti ini pasti akan lebh baik Bangsa ini.

    BalasHapus